Penyakit Hepatitis B
Salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia adalah hati. Manusia hanya memiliki satu buah hati. Organ ini memiliki daya tahan tubuh yang sangat tangguh. Hati memiliki fungsi yang penting, diantaranya adalah memproduksi cairan empedu yang dapat membantu pencernaan lemak, menyimpan karbohidrat, memproduksi senyawa yang penting dalam pembekuan darah, serta menghilangkan racun dari tubuh.
Karena memiliki daya tahan yang sangat tangguh. Hati bahkan tetap bekerja meski mengalami kerusakan dan mampu terus beregenerasi (memperbaiki diri) selama tidak mengalami kerusakan yang benar-benar parah. Hepatitis B adalah salah satu infeksi serius yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus. Hepatitis B tergolong penyakit yang berat ketimbang penyakit Hepatitis A.
Beberapa gejala Hepatitis B antara lain :
- Mual dan muntah
- Kehilangan nafsu makan
- Sakit kuning
- Gejala yang sama seperti pilek (lelah, demam, nyeri pada tubuh dan sakit kepala)
- Nyeri perut
- Lemas dan lelah
Hepatitis B termasuk penyakit yang sangat mudah menular. Virus ini jauh lebih mudah ditularkan dibandingkan HIV. Indonesia merupakan negara dengan tingkat penderita hepatitis B yang tergolong tinggi.
Penularan hepatitis B dapat melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lain penderita. Risiko Anda akan makin tinggi jika Anda tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terinfeksi.
Resiko yang dapat meningkatkan terkena Hepatitis B melalui darah :
- Berbagi sikat gigi, alat cukur, dan handuk yang sudah terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi.
- Menggunakan obat-obatan terlarang dan berbagi jarum suntik serta peralatan lainnya (misalnya, sendok atau bong).
- Berhubungan seks dengan pengguna obat-obatan terlarang yang memakai dan berbagi jarum suntik.
- Memiliki luka terbuka dan terjadi kontak dengan darah yang terinfeksi.
- Bekerja dan berurusan dengan darah. Paramedis dan staf laboratorium memiliki risiko lebih tinggi terhadap ketidaksengajaan tertusuk jarum suntik bekas.
- Menjalani transfusi darah di klinik atau rumah sakit yang tidak memeriksa darah untuk hepatitis B. Semua darah yang akan digunakan dalam transfusi harus dites untuk berbagai penyakit, termasuk hepatitis B.
- Menjalani pengobatan atau perawatan gigi di klinik atau rumah sakit dengan peralatan yang tidak steril.
- Menindik atau menato tubuh di tempat yang peralatannya tidak steril.
Resiko yang dapat meningkatkan terkena Hepatitis B melalui cairan tubuh :
- Melakukan hubungan seks tanpa kondom (termasuk seks oral dan seks anal), terutama jika pasangan Anda sudah terinfeksi.
- Memiliki pasangan seksual lebih dari satu orang.
Penularan juga bisa dari ibu kepada bayi. Penularan terjadi selama masa kehamilan atau pada saat lahir. Untuk itu para ibu hamil dianjurkan untuk menjalani tes darah sehingga Hepatitis B dapat segera terdeteksi. Meskipun begitu, penularan hepatitis B dari ibu kepada bayinya masih dapat dicegah. Dengan cara memberi vaksin Hepatitis B pada sang bayi saat dilahirkan (sebaiknya dalam waktu 12 jam). Pemberian ASI juga boleh dilakuka jika sang bayi sudah vaksin pada saat lahir.
Komentar
Posting Komentar